22.Tanah Selatan dan Tenggara: Sebuah Kisah Menyatukan Peradaban

 

Tanah Selatan dan Tenggara: Sebuah Kisah Menyatukan Peradaban

Dari Catatan Sejarah Indonesia

Saat saya berkunjung ke Museum Nasional di Jakarta, salah satu artefak yang langsung menarik perhatian saya adalah sebuah arca langkaAmoghapāśa, perwujudan Avalokiteśvara.



Sekilas, saya mengira ini hanyalah peninggalan kuno dari
Śrīvijaya. Namun, saya tidak menyangka bahwa arca batu ini menyimpan kisah politik, sosial, ekonomi, dan spiritual abad ke-13 dengan sangat mendalam. Ketika saya menelusuri lebih jauh, saya menyadari bahwa arca ini diam-diam menjadi saksi bisu dari sejarah yang menghubungkan kerajaan Chola dan Pandya di Tamil Nadu, Sri Lanka, Jawa Timur (Kediri/Singosari), Suvarṇabhūmi (Sumatra), dan Melayu (Jambi).



Menelusuri Jejak Sejarah

Penelitian lebih lanjut membawa saya ke sebuah konteks global yang menarik. Pada periode ini, Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan dari Tiongkok, memainkan peran besar di Asia Tenggara. Pada saat yang sama, penjelajah Venesia Marco Polo melakukan perjalanan langsung dari istana Kubilai Khan dan tiba di Sumatra. Rencananya untuk melanjutkan perjalanan ke Sri Lanka tertunda karena angin musim yang tidak menguntungkan, sehingga ia harus tinggal di Sumatra selama enam bulan. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanannya ke kerajaan Pandya, yang saat itu diperintah oleh Maravarman Kulasekara Pandyan I.

Ini adalah era interaksi antarbangsa yang dinamis, dan arca batu ini berdiri sebagai saksi bisu atas peristiwa-peristiwa tersebut.



Ekspedisi Pamalayu

Pada 22 Agustus 1286, Raja Singhasari, Abhiseka Śrī Mahārājādhirāja Kertanagara Wikrama Dharmmottunggadewa, mengirimkan sebuah hadiah kerajaan luar biasa—arca Bodhisattva Amoghapāśa Lokeśvara—kepada penguasa Dharmasraya, ibu kota Suvarṇabhūmi (Sumatra). Misi diplomatik ini dipimpin oleh Adwayabrahma, seorang menteri tinggi kerajaan, dengan utusan khusus bernama Mahisa Anabrang (Kebo Anabrang).

Arca Amoghapāśa adalah bentuk khusus Avalokiteśvara dalam wujud Bodhisattva yang dikenal sebagai "Bodhisattva dengan Tali yang Tak Pernah Gagal." Perwujudan ini memiliki makna penting dalam ajaran Buddha Mahāyāna, terutama dalam tradisi pemujaan tantra.

Makna Strategis di Balik Hadiah Ini

Namun, mengapa arca ini harus dikirim melintasi 2.000 kilometer lautan dari Jawa Timur ke Sumatra?

Untuk memahami hal ini, kita harus menganalisis strategi politik dan diplomasi pada masa itu. Para penguasa abad ke-13 adalah negarawan ulung yang menggunakan berbagai cara untuk menegaskan dominasi dan membangun aliansi.

Pada saat itu, wilayah Śrīvijaya diperintah oleh Dinasti Mauli, dengan Śrī Mahārāja Śrīmat Tribhuwanarāja Mauliwarmadewa sebagai rajanya. Dinasti ini muncul setelah runtuhnya Dinasti Śailendra pada abad ke-11, menyusul serangan angkatan laut Raja Chola, Rājēndra Chola I, pada tahun 1025 M. Setelah hampir dua abad, para penguasa Mauli bangkit menjadi pewaris takhta Śrīvijaya, menguasai sebagian Sumatra dan Semenanjung Melayu.

Sementara itu, di Jawa Timur, Raja Kertanagara (memerintah 1268–1292)—juga dikenal sebagai Śiva-Buddha—berbeda dari pendahulunya. Ia mengadopsi kebijakan luar negeri yang ekspansif, dengan tujuan menyatukan wilayah maritim Asia Tenggara untuk menghadapi ancaman invasi dari Kubilai Khan.

Dinasti Yuan dan Ancaman Mongol

Dinasti Yuan (1279–1368), yang berpusat di Dadu (sekarang Beijing), sedang memperluas wilayah kekuasaannya. Pada puncak kejayaannya, Kekaisaran Mongol membentang dari Korea hingga Rusia (Kievan Rus'), Timur Tengah (setelah menghancurkan Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad), dan Eropa Timur. Pada akhir abad ke-13, mereka juga berusaha menaklukkan Jepang dan Jawa.

Ekspedisi Pamalayu yang dilakukan oleh Singhasari bertujuan untuk mencegah armada Mongol memasuki perairan Nusantara.

Hubungan Dagang Kubilai Khan dengan Tamil Nadu



Pada masa pemerintahan Kubilai Khan (1271–1294), Dinasti Yuan menjalin hubungan dagang maritim dengan India Selatan, terutama dengan kerajaan Pandya dan Chola. Pedagang Tamil mendominasi jaringan perdagangan Samudra Hindia dan beroperasi dari pelabuhan utama seperti Kayal, Nagapattinam, dan Kollam.

Bukti sejarah menunjukkan bahwa pedagang Tamil memiliki kehadiran yang kuat di pelabuhan Tiongkok, seperti Quanzhou (Zaytun) dan Guangzhou (Canton), di mana mereka mendirikan kuil Tamil dan serikat dagang. Mereka mengekspor mutiara, tekstil, dan rempah-rempah, sementara Tiongkok mengimpor teh, porselen, dan barang-barang mewah.

Pengamatan Marco Polo tentang Kerajaan Tamil



Marco Polo, yang pernah bekerja di istana Kubilai Khan, menulis secara rinci tentang wilayah Tamil (terutama kerajaan Pandya) dalam bukunya, "The Travels of Marco Polo." Meskipun ia tidak secara eksplisit menyebutkan hubungan langsung antara Mongol dan penguasa Tamil, catatannya menunjukkan bahwa Kubilai Khan memiliki pengetahuan dan ketertarikan terhadap wilayah Tamil.

Ekspedisi Yuan ke Sri Lanka (1284)

Pada tahun 1284, Kubilai Khan mengirim duta besar Mongol ke Sri Lanka, dipimpin oleh seorang pejabat bernama Mongol Jialbo. Misi ini bertujuan untuk memaksa raja-raja Sri Lanka membayar upeti kepada Mongol.

Lalu, apa hubungan Tamil dalam peristiwa ini?

Pada saat itu, Sri Lanka memiliki pemerintahan yang terbagi antara kerajaan Sinhala dan Tamil. Secara khusus, wilayah Jaffna berada di bawah kekuasaan Tamil. Ini menunjukkan kemungkinan bahwa penguasa Tamil memiliki interaksi langsung dengan utusan Mongol, baik dalam bentuk diplomasi maupun perlawanan.

Menatap Jauh ke Sejarah

Ketika kita menelusuri jaringan hubungan antara Tamil, Asia Tenggara, dan Kekaisaran Mongol, kita mulai memahami betapa eratnya keterkaitan sejarah mereka. Ekspedisi Pamalayu bukan sekadar misi diplomatik, melainkan bagian dari strategi geopolitik besar antara Singhasari, Dinasti Mauli, Mongol, dan kekuatan maritim Tamil.

Di bagian selanjutnya, kita akan menjelajahi lebih dalam peristiwa-peristiwa menarik ini…

கருத்துகள்

இந்த வலைப்பதிவில் உள்ள பிரபலமான இடுகைகள்

தென் கிழக்கில் .. தெக்கத்தியான் (தெற்கத்தியான்) 21. தெக்கணமும் அதிற் சிறந்த திராவிட நல் திருநாடு'

22.தென்னாடும் தென் கிழக்கும்....இந்தோனேசிய வரலாற்று ஆவணங்களில் இருந்து....தென் கிழக்கில் ..

அசை போடும் ..தேவகோட்டை ஞாபகங்கள்-பகுதி: 60